Senin, 09 Oktober 2017

Pantai Pandawa Bali


Pantai Pandawa, salah satu pantai pasir putih terkenal di Bali yang wajib dikunjungi. Pantai Pandawa terletak di Desa Kutuh, Kabupaten Badung dan lebih terkenal dikalangan wisatawan mancanegara khususnya Australia dengan nama secret beach. Sedangkan masyarakat lokal lebih mengenal dengan nama pantai Kutuh.
Saat ini, Pantai Pandawa Kutuh, tidak lagi didominasi oleh wisatawan asing. Malahan yang banyak berlibur di pantai Pandawa Kutuh adalah wisatawan domestik.
Setiap wisatawan yang mengunjungi pantai di desa Kutuh ini, akan terkesima dengan pemandangan pantai. Anda akan mendapatkan pasir putih yang bersih, serta ombak yang tenang, bebas dari polusi dan pedagang acung.

Lokasi Pantai Pandawa Kutuh Bali


Dari airport Ngurah Rai, akan menempuh waktu perjalanan 1 jam dengan jarak 18 kilometer. Walaupun jarak hanya 18 kilometer, waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi adalah satu jam. Karena jalan menuju pantai di desa Kutuh, berliku-liku dan anda memasuki daerah kemacetan, terutama di depan tempat wisata GWK Jimbaran.

Jika anda kurang familiar untuk mencari lokasi dari pantai di Desa Kutuh, anda dapat mengunakan jasa Bali sewa mobil dengan supir. Supir anda akan dengan senang hati mengantar anda ke pantai Kutuh.

Untuk memasuki kawasan pantai Kutuh, anda harus melewati sebuah jalan yang diapit oleh tebing batu yang terjal, di tebing terjal ini terdapat patung dari Panca Pandawa, karena itu dinamakan Pantai Pandawa.

Rentang dari pantai ini adalah sekitar 1 kilometer, dengan dibatasi oleh tebing kapur membuat pantai ini sangat diminati oleh wisatawan domestik. Jalan menuju pantai sudah di aspal, tempat parkir juga tersedia luas.

Hampir semua tempat wisata di Bali akan di kenakan biaya tiket masuk. Saat kami mengupdated artikel ini, per tanggal 01 Januari 2017, harga tiket masuk pantai Pandawa (domestik) sebagai berikut.
  • Domestik – Rp 8.000 / orang.
  • Parkir mobil, Rp 5.000 / 1 mobil.
  • Parkir motor, Rp 2.000 / 1 motor.
Jika terdapat perubahan terhadap harga tiket masuk pantai Pandawa Bali, kami akan segera mengupdate halaman ini.

Tempat Makan & Pijat Tradisional


Jika anda berkunjung ke pantai ini, bersama keluarga dan anak-anak. Tidak usah membawa bekal makanan dan minuman sendiri. Di pantai ini, banyak warung makan yang menjual nasi goreng, mie goreng, hidangan laut bakar dan beberapa jenis makanan barat.

Jika anda ingin berjemur di pantai ini, warung makanan disini menyediakan kursi berjemur berserta payung yang dapat anda sewa.

Ingin mencoba pijak refleksi? Di pantai ini tersedia jasa pijat refleksi, nama tempat pijatnya Pandawa SPA. Berikut ini tabel harga dari Pandawa SPA di tepi pantai.

Share:

Obyek Wisata GWK Bali


Garuda Wisnu Kencana sebuah tempat monumental yang merupakan mega proyek yang dikembangkan sebagai taman budaya yang menampung berbagai kegiatan seni dan budaya lokal, berada pada sebuah bukit tandus dengan luas 240 hektar. Dikenal dengan nama GWK, tempat ini menjadi salah satu objek wisata populer di kawasan Bali Selatan. Itulah sebabnya setiap agen perjaanan hampir dipastikan mengemas paket tour di Bali dengan mengagendakan berkunjung ke Garuda Wisnu Kencana – GWK Bali.

Selain juga permintaan para wisatawan yang sudah mengetahui informasi mengenai keberadaan Garuda Wisnu Kencana, menyebabkan objek wisata GWK Bali selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik asing maupun domestik, apalagi saat liburan tiba pengunjung yang datang semakin banyak. Sehingga anda yang baru pertama datang berlibur ke pulau Dewata, maka objek wisata di Bali ini wajib anda kunjungi.

Objek wisata GWK Bali – Patung Garuda Wisnu Kencana

Nama dari objek wisata GWK Bali identik dengan keberadaan patung Garuda Wisnu Kencana, yang mana patung Dewa Wisnu sebagai simbol Dewa pemelihara alam semesata beserta isinya, mengendarai seekor burung garuda. Walaupun pembuatan patung tersebut belum tuntas, hanya beberapa bagian saja yang baru kelar dan ditempatkan di beberapa tempat terpisah, yang lebih sering kita lihat melalui media internet adalah kepala patung garuda yang menoleh ke kiri, bagian tubuh dan kepala Dewa Wisnu.

Patung Garuda Wisnu Kencana ini nantinya akan berdiri megah dengan ketinggian 120 meter dari atas permukaan bukit, dan merupakan hasil karya I Nyoman Nuarta seorang pematung terkenal di Bali. Penggarapan beberapa bagian patung yang sudah selesai dengan ketinggian 10 – 20 meter ini, kembali dilanjutkan sejak bulan Mei 2013 dan diproyeksikan selesai pada akhir tahun 2017.
Jika anda berkunjung ke objek wisata GWK Bali, maka pada bagian selatan terlihat pembangunan lantai dasar dan juga gedung sebagai tempat bertenggernya patung Garuda Wisnu Kencana ini. Pada saatnya selesai, maka ketinggian patung ini akan melebihi ketinggian patung Liberty yang hanya setinggi 93 meter. Ini akan menjadi karya anak bangsa yang spektakuler dan mengukuhkan taman budaya Garuda Wisnu Kencana menjadi objek wisata wajib dikunjungi saat berlibur di Bali.
aman budaya GWK Bali terletak di desa Unggasan, jalan raya Uluwatu, kecamatan Kuta Selatan, Badung. Dari bandara butuh sekitar 20 menit berkendaraan menuju ke arah objek wisata Uluwatu. Berkunjung ke Garuda Wisnu Kencana bisa dengan sewa mobil di Bali, anda bisa mengemas perjalanan dengan mengunjungi tempat wisata terdekat lainnya seperti pantai Pandawa, Balangan, Padang-padang, Suluban, Dreamland dan Uluwatu. Memang kawasan Bali Selatan ini didominasi dengan pemandangan alam laut, kecuali Garuda Wisnu Kencana.
Ingin merasakan tour di Bali dengan kenyamanan lebih, kami juga sediakan sewa mobil mewah seperti Toyota Alphard, BMW dan Mercedez Bens. Supir yang kami sediakan sudah berpengalaman di industri pariwisata, termask peta wisata ke berbagai tempat populer di pulau Dewata.

Daya tarik objek wisata Garuda Wisnu Kencana Bali

Daya tarik dari objek wisata GWK Bali ini tidak hanya bagian-bagian patung yang belum selesai, tetapi juga berbagai pementasan seni tari yang dimulai pukul 10.00 sampai pukul 19.15. Objek wisata di Bali sendiri buka dari pukul 10.00 – 22.00 wita. Aneka macam hiburan yang ada bisa anda saksikan tidak perlu ada biaya tambahan, semua anda bisa saksikan dengan leluasa.

Adapun jadwal pertunjukan seni di tempat wisata Garuda Wisnu Kencana Bali, seperti berikut;
  • 10.00 – 10.40: Tari Barong dan keris dance.
  • 11.10 – 11.50: Tari Bali.
  • 12.00 – 12.50: Tari Bali.
  • 13.10 – 13.50: Garuda Wisnu Balet.
  • 14.00 – 14.40: Tari Bali.
  • 15.00 – 15.40: Tari Bali.
  • 16.10 – 17.20: Balinese Parade.
  • 17.30 – 18.30: Joged Bungbung.
  • 18.30 – 19.15: Tari Kecak.
Jika ingin menyaksikan sejumlah tarian, bisa bersantai sepanjang hari di GWK Bali ini, atau atur kunjungan tour di Bali anda sesuai jadwal pementasan tari Bali tersebut di atas. Anda cukup membayar sekali tiket masuk saja, selain bisa menyaksikan keindahan alam sekitarnya, kemegahan patung juga berbagai hiburan yang disediakan.
Bukit kapur tempat tempat objek wisata GWK Bali, terlihat begitu cantik, bukit ini di keruk dan dipotong-potong, sehingga sekilas terlihat seperti tanah timbul yang berupa gundakan tanah berbentuk segiempat, menciptakan lorong-lorong indah dan terdapat tanah lapang yang cukup luas, tempat pementasan berbagai pertunjukan spektakuler. Garuda Wisnu Kencana ini berkembang menjadi tempat pameran seni dan budaya, menjadi wadah informasi dan juga komunikasi budaya terutama budaya Bali bahkan sampai budaya Internasional.
Di objek wisata Garuda Wisnu Kencana terdapat juga dua buah restaurant yaitu Jendela Bali dan The Berandas, butik dan toko souvenier, Amphitheatre, Street Theatre, Wisnu Plaza, Exhibition Hall, Lotus Pond dan juga Indraloka Garden. Berkunjung ke objek wisata di Bali ini anda akan mendapatkan berbagai pengalaman menarik.

Tiket masuk ke Garuda Wisnu Kencana – GWK Bali

  • Dewasa: Rp 60.000/orang
  • Anak: Rp 50.000/anak
  • Pelajar: Rp 40.000/anak
Walaupun harga tiket masuk Garuda Wisnu Kencana terbilang lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata tiket masuk ke sejumlah objek wisata di Bali, namun demikian anda bisa mendapatkan banyak hal di GWK Bali.
Share:

Tari Janger " Tarian Remaja Bali "



Tari Janger merupakan salah satu tari Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan merupakan salah satu dari yang terpopuler. Janger adalah tari pergaulan anak remaja Bali. Ditarikan oleh 10 hingga 16 orang penari secara berpasangan, yaitu kelompok putri yang dinamakan janger dan kelompok putra yang dinamakan kecak. Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger secara bersahut-sahutan.

Gerakan Janger sederhana namun ceria dan bersemangat. Musik yang menjadi latar belakang tari adalah Gamelan Batel atau Tetamburan dan gender wayang.
Sejarah dan perkembangan
Awal mula munculnya tari janger ini berawal dari nyanyian bersaut-sautan dari orang-orang yang memetik kopi,dimana untuk menghapuskan kelelahannya meraka menyanyi bersaut-sautan antara kelompok perempuan dari bentuk yang sangat sederhana ini kemudian berkembang dan menjadilah Tari janger.  Lirik lagunya diadaptasikan dari nyanyian Sanghyang, sebuah tarian ritual. Jika dikategorikan dalam Tari Bali, Janger termasuk Tari Balih-balihan, tarian yang memeriahkan upacara maupun untuk hiburan.
Seiring perkembangannya, kini Janger juga dapat dibawakan oleh orang dewasa. Terdapat kelompok-kelompok tari yang anggotanya wanita dewasa yang berperan sebagai janger maupun kecak. Janger juga dibawakan dalam bentuk drama tari yang disebut Janger Berkisah. Kisah-kisah yang dimainkan antara lain Arjuna Wiwaha, Sunda Upasunda dan sebagainya.
Hingga saat ini tari janger menjadi ajang kenalan pemuda antar desa satu dengan desa lain. Karena berkembang di masing-masing komunitas, muncul jenis-jenis tari janger yang dibumbui dengan gaya tersendiri.

Bentuk Pementasan Tari Janger
Pertunjukan tari Janger terdiri dari bagian-bagian seperti berikut :
Pembukaan
Tari janger diawali dengan suatu tabuh pembukaan yang berupa hanya suara-suara gamelan. Lagu-lagu pembukaan bisa berupa batel tetamburan ataupun lagu penggalang yang lain.

Pepeson
Dimulai dengan nyanyian-nyayian dan tarian bersama dari seluruh penari janger dan kecak dengan formasi sedemikian rupa di depan pintu masuk (gapura) arena tari. Selanjutnya masuk iring-iringan janger yang di bagi menjadi dua baris. Setelah janger duduk lalu di susun dengan masuknya kecak dan di arena tari mereka membentuk formasi saling berhadap-hadapan. Demikian formasi mereka adalah membentuk garis segi empat dengan arah hadap penari semuanya menghadap kedalam arena tari.
Pejangeran
Pada bagian ini kecak maupun janger menari dan menyayi saling bersahut-sahutan bersama-sama dalam suasana yang pada umumnya gembira. Sering pula dalam bagian pejangeran ini penari kecak berpindah tempat yakni duduk berhadap-hadapan dengan Penari Janger. Setelah bagian pejangeran ini selesai maka penari kecak maupun penari janger merubah posisi menjadi duduk dua baris di sisi-sisi arena tari sehingga penari yang tampil berikutnya mempunyai ruang gerak yang lebih luas.

Lakon
Lakon yang ditampilkan pada tarian ini adalah lakon arjuna wiwaha, sunda-upasunda, gatot kaca sraya dan lainya. Selama adegan ini berlangsung janger dan kecak seolah-olah sebagai penonton biasa.kalau seandainya diperlukan penari tambahan seperti penari bidadari, kupu-kupu, dan lain sebagainya biasanya diambil dari penari janger.

Penutup
Pertunjukan Janger ditutup dengan tarian janger dan kecaknya yang pada tahap penutup ini para penari menyanyikan lagu permohonan maaf dan selamat tinggal kepada penonton dan dengan demikian perlahan-lahan penonton beranjak dari tempat duduk dan para penari kecak dan janger juga keluar.

Gerak Tari Janger
Gerak tari janger merupakan gerak-gerak tari klasik bali terutama gerak-gerak tari yang dipergunakan dalam tarian ini seolah-olah hanya pemindahan dari arja, topeng, baris atau jauk. Penasar memakai gerak-gerak tari sebagai mana yang terdapat pada arja maupun topeng ,begitu pula mentri mengambil gerak-gerak tari dari arja.
Gerak tari yang agak berbeda dan merupakan khas pejangeran adalah terdapat pada gerak tari pada kecak dan jangernya. Kecak pada dasarnya masih tetap menampilkan gerak-gerak tari Bali klasik. Gerak-gerak tari ini kemudian dipadukan dengan unsur pencak silat sehingga melahirkan gerak-gerak tari yang khas.sedangkan janger gerak tarinya adalah berpegangan pada gerak-gerakan tari Bali klasik. Penari janger dan kecak melakukan tarinya kebanyakan dengan posisi bersimpuh atau duduk bersila.

Busana tari Janger
Penari tari janger menggunakan busana dari pada janger dan kecaknya. Janger pada umumnya mengenakan busana seperti: gelungan janger,badong gelang kanan,sabuk,kain,oncer dan ompak-ompak. Perlengkapan lainya yang digunakan janger adalah kipas. Sedangkan penari kecak memakai busana yang terdiri dari : kain kekancutan, sabuk, ampok-ampok, badong, gelang kana dan udeng.
Jenis Tarian Janger

Berikut ini adalah jenis dari Tarian Janger :
1. Janger dari Tabanan
Pada Janger dari daerah ini, muncul Dag, tokoh berpakaian tentara Belanda yang tugasnya memberi aba-aba kepada para penari.
2. Janger dari Desa Metra, Bangli
Dipentaskan dengan ritual kesurupan pada akhir pertunjukkannya. Janger jenis ini dinamakan Janger Maborbor, para penarinya yang kesurupan menari sambil menginjak bara api.
3. Janger dari Desa Sibang Badung
dinamakan juga Janger Gong karena diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar.
4. Janger dari Desa Bulian, Buleleng
Khusus dipentaskan oleh warga desa yang mengalami tunawicara.
Sekaa (organisasi pemuda) yang khusus mementaskan Janger, antara lain Janger Kedaton (Denpasar) dan Janger Singapadu (Gianyar).
Share:

Gambelan Angklung Khas Bali



Gambelan angklung adalah gambelan khas bali yang sering digunakan dalam prosesi/upacara kematian. Gambelan angklung menggunakan laras selendro dan tergolong barungan madya yang di bentuk oleh instrument berbilah dan berpencon dari krawang, kadang-kadang ditambah dengan angklung kocok (yang ukuran keci).

Di bali selatan gambelan ini hanya menggunakan 4(empat) nada sedangkan di bali utara menggunakan 5(lima) nada. Berdasarkan konteks penggunaan gambelan ini serta materi tabuh  yang dibawakan angklung dapat dibedakan menjadi :

Angklung klasik   :  Di mainkan untuk mengiringi upacara (tanpa tari-tarian)
Angklung kebyar  : Di mainkan untuk mengiringi pegelaran tari maupun drama

Satu barung gambelan angklung bias berperan sebagai keduanya, karena sering kali menggunakan penabuh yang sama. Di kalangan masyarakat yang luas gambelan ini di kenal sebagai pengiring upacara  Pitra Yadnya(ngaben). Di sekitaran Denpasar dan beberapa tempat lainnya, penguburan mayat di iringi dengan gambelan angklung yang menggantikan fungsi gambelan gong gede yang di pakai untuk mengiringi upacara Dewa Yadya (odalan) atau juga upacara lainnya.
instrument gambelan angklung terdiri dari :


 


* 6-8 pasang alat yang terdiri dari sepasang jegogan, jublag, dan selebihnya pemade dan kantilan
* 3-4 pencon, reong angklung kebyar menggunakan 12 pencon
* 2 buah kendang kecil klasik dan 2 buah kendang besar jika memainkan angklung kebyar
* 1buah tawa-tawa
* 1 buah kempur kecuali angklung kebyar menggunakan gong

Gangsa angklung adalah suatu instrument yang mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari (neng,ndung,ndang, nding) dengan gaya nada selendro. Salah satu gangsa angklung biasanya bisa langsung berfungsi sebagai pengugal atau pemimpin dalam barungan angklung itu. Instrument gangsa ini biasanya menggunakan alat pukul panggul atau juga panggul gender. Cara memainkannya adalah satu nada di pukul kemudian d tutup sesuai dengan irama yang kita inginkan.

Kantialan angklung adalah instrument yang mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari nada (ndeng, ndung,ndang, nding)tetapi dengan nada lebih tinggi dengan gaya selendro. Kantilan ini berfungsi sebagai pemanis dalam permainan atau gending angklung tersebut. Instrument ini juga menggunakan alat pukul panggul atau juga menggunakan panggul gender
Jublag angklung adalah instrument yang juga mempunyai 4(empat) bilah nada yang terdiri dari nada(ndeng,ndung,ndang,nding) tetapi nadanya lebih rendah dengan gaya selendro. Jublag ini berfungsi sebagai penandan dalam gending angklung itu sendiri. Insterument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi ukurannya lebih besar dan d bawah panggul itu menggunakan karet agar suara jublag terdengar lebih merdu.

Reong angklung adalah instrument yang berpencon dengan gaya nada selendro dan dimainkan oleh 4(empat) orang pemain atau penabuh. Instrument ini menggunakan alat pukul panggul tetapi panggul itu di lilit dengan benang dengan tujuan agar suara reong tersebut bisa lebih merdu
Kendang angklung, biasanya kalau untuk mengiringi upacara kematian kendang angklung yang digunakan adalah kendang yang berukuran kecil karena lagu yang dimainkan adalah lagu ysng bersifat sedih tetapi dalam angklung kebyar biasanya menggunakan kendang yang ukurannya lebih besar karena bentuk lagunya lebih bersemangat dan juga berbentuk kekebyaran. Instrument ini dimainkan oleh 2(dua) orang penabuh. Kalau menggunakan kendang berukuran kecil cara memainkannya hanya memukul bagian samping kanan yang diameternya lebih besar atau mukaknya saja, tetapi kalau menggunakan kendang besar cara memainkannya menggunakan 2(dua) tangan dengan memukul bagian samping kendang dengan motif pukulan seperti gegilak, dll

Tawa-tawa angklung merupakan alat sebagai tempo yang membawa lagu itu cepat atau pelan.

Kempur angklung merupakan suatu alat untuk menunjukkan lagu itu sudah habis, tetapi kalau angklung kebyar biasanya menggunakan gong, karena jenis lagunya berbentuk kekebyaran. Ada juga instrument kecek dan suling yang menjadi bagian dari barungan gambelan angklung tersebut.


Share:

Kecak Dance " Salah Satu Faktor Penarik Wisatawan Ke Bali"



Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.

Bentuk - bentuk "Sakral" dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.

Keunikan.

Tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya  memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan - teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak.





Tarian Kecak ini bisa ditemukan di beberapa tempat di Bali, tapi yang di Uluwatu adalah yang paling menarik untuk ditonton karena atraksinya bersamaan dengan sunset atau matahari tenggelam.

Menurut Wikipedia, kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

Selain kisah Ramayana, ada beberapa judul dan tema kecak yang sering dipentaskan seperti :
- Kecak Subali dan Sugriwa, diciptakan pada tahun 1976.
- Kecak Dewa Ruci, diciptakan pada tahun 1982.
Keduanya merupakan hasil karya dari Bapak I Wayan Dibia.

Adalah puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar. Mereka memakai kain penutup kotak-kotak berbentuk papan catur, yang pada akhirnya kain kotak-kotak itu pun menjadi kain ciri khas Bali.

Tarian ini sebenarnya berasal dari ritual Sanghyang. Ketika menari, mereka dalam kondisi tidak sadar, dimana dalam kondisi itu diyakini mereka dapat berkomunikasi dengan Tuhan atau roh leluhur, guna menyampaikan harapan-harapan mereka. 


Bila kita tengok kebelakang tentang tari kecak Bali ini, maka kita akan menemukan bahwa istilah kecak diartikan sebagai sebuah nama yang diambil dari suara tarian ini sendiri, yaitu cak, cak, cak, cak, cak,. Suara yang meskipun aneh tapi unik dan mengandung nilai seni tinggi ini diucapkan sepanjang tari kecak Bali dipertunjukkan. 



Para penari yang membunyikan suara “cak, cak, cak...” tersebut biasanya bertelanjang dada dan hanya mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkari pinggang mereka. Sementara tokoh Rama, Sinta, Rahwana, Hanoman, maupun Sugriwa memakai pakaian seperti umumnya pada pertunjukan ketoprak.

Dalam tarian ini, ritme bebunyian yang diucapkan oleh para penari cukup menghadirkan aura mistis bagi penonton. Apalagi setelah cerita Ramayana dalam tarian ini selesai dipentaskan, pertunjukan disambung dengan tarian Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran yang para penarinya diyakini kemasukan roh halus, sehingga kebal ketika menari di atas bara api.

Tarian ini merupakan tarian untuk mengusir roh-roh jahat yang dipentaskan oleh dua gadis yang masih perawan. Sementara Sanghyang Jaran adalah tarian yang dibawakan oleh lelaki kesurupan yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku seekor kuda dan menari di atas bara api. Karena ciri khas dari Tarian Sanghyang Jaran ini, Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tarian Kecak dan Api (Kecak and Fire Dance). Pertunjukan terakhir ini semacam bonus yang dapat mengundang decak kagum para penonton. Usai pertunjukan, penonton juga dipersilahkan untuk mengambil gambar bersama para penari.

Tari kecak Bali mengalami terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.

Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar. Kegiatan kegiatan seperti festival tari Kecak juga sering dilaksanakan di Bali baik oleh pemerintah atau pun oleh sekolah seni yang ada di Bali. Serta dari jumlah penari terbanyak yang pernah dipentaskan dalam tari kecak tercatat pada tahun 1979 dimana melibatkan 500 orang penari. Pada saat itu dipentaskan kecak dengan mengambil cerita dari Mahabarata. Namun rekor ini dipecahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan yang menyelenggarakan kecak kolosal dengan 5000 penari pada tanggal 29 September 2006, di Tanah Lot, Tabanan, Bali.

Tari Kecak Bali merupakan kreasi seorang penari kenamaan Bali, I Wayan Limbak, dan seorang pelukis berkebangsaan Jerman, Walter Spies, pada tahun 1930-an. Pada awalnya, dua seniman ini terpesona oleh tari-tarian dalam ritual Sanghyang yang para penarinya menari dalam kondisi kemasukan roh (kesurupan). Ritual Sanghyang sendiri merupakan ritual masyarakat Bali yang bersumber dari tradisi pra-Hindu dengan tujuan untuk menolak bala. Ritual ini kemudian diadopsi oleh I Wayan Limbak dan Walter Spies menjadi sebuah seni pertunjukan untuk umum untuk ditampilkan di berbagai negara di Eropa dengan nama Tari Kecak.

Tari Kecak dimainkan oleh sejumlah penari (umumnya pria), antara 50 sampai 150 orang, dengan durasi antara 45—60 menit. Tarian ini mengkomposisikan instrumen vokal para penarinya (a cappella) dengan bunyi “cak, cak, cak...” sembari mengangkat kedua lengan untuk mengiringi cerita epik Ramayana yang menjadi cerita utama dalam tarian ini. Oleh karena paduan suara yang diucapkan para penari dianggap mirip dengan suara monyet, maka turis mancanegara kerapkali menyebut tarian ini sebagai “Mongkey Dance”.

Penggalan epik Ramayana yang menjadi sumber cerita adalah kisah penculikan Dewi Sinta (istri sang Rama) oleh Raja Rahwana dari negeri Alengka. Dalam tarian ini digambarkan bagaimana Rama berjuang membebaskan kekasihnya, Dewi Sinta, yang diculik dan dibawa kabur oleh Rahwana. Kisah ini bertambah seru karena perjuangan sang Rama dibantu oleh Hanoman (si Kera Putih) dan Sugriwa. Selain mementaskan cerita epik Ramayana, Tari Kecak juga menampilkan Tarian Sanghyang Dedari dan Sanghyang Jaran sebagai penutup pertunjukan.







Share:

Jegog Mebarung Kesenian Khas Kabupaten Jembrana


Kabupaten Jembrana di Bali Barat dengan ibu kotanya Negara, 100 km arah ke barat dari kota Denpasar menampilkan gambelan bambu (musik dari pohon bambu) lebih dominan.
Kabupaten Jembrana di Pintu Gerbang Bali Barat ini, memiliki kesenian khasnya yang diberi nama “Jegog”, gambelan yang terbuat dari pohon bambu berukuran besar yang telah begitu populer baik di dalam negeri maupun di luar negeri sehingga Kabupaten Jembrana diberi julukan sebagai “Tanah Jegog” (Home of Jegog).

Kesenian ini diciptakan oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya pada tahun 1912, kata jegog diambil dari instrumen Kesenian Gong Kebyar yang paling besar.

Awalnya, jegog hanyalah berupa tabuh (barung tabuh) yang fungsi awalnya sebagai hiburan para pekerja bergotong royong membuat atap rumah dari daun pohon rumbia, dalam istilah bali bekerja bergotong royong membuat atap dari daun pohon rumbia disebut “nyucuk”, dalam kegiatan ini beberapa orang lagi menabuh gambelan jegog. Dalam perkembangan selanjutnya gambelan jegog juga dipakai sebagai pengiring upacara keagamaan, resepsi pernikahan, jamuan kenegaraan, dan kini sudah dilengkapi dengan drama tarian-tarian yang mengambil inspirasi alam dan budaya lokal seperti yang namanya Tabuh Trungtungan, Tabuh Goak Ngolol, Tabuh Macan Putih dengan tari-tariannya seperti Tari Makepung, Tari Cangak Lemodang, sebagai seni pertunjukan wisata.

Penampilan gambelan jegog begitu menohok, para penabuh menari-nari di atas gambelan, suara jegog begitu gemuruh, rancak, riuh, bergaung dan sering menggelegar menembus ruang batas yang bisa didengar dari jarak jauh apalagi dibunyikan pada waktu malam hari suaranya bisa menjangkau jarak sampai tiga 3 Km.
Kesenian jegog ini bisa dipakai sebagai atraksi perlombaan jegog. Perlombaan jegog dalam bahasa Bali disebut “Jegog Mebarung”, yaitu pementasan seni jegog dengan tabuh mebarung. Mebarung artinya bertarung antara dua jegog atau bisa juga bertarung antara tiga jegog, dalam bahasa bali disebut jegog barung dua atau jegog barung tiga .
Jegog mebarung ini biasanya dipertontonkan pada acara-acara syukuran yaitu pada acara suka ria di Desa.

Untuk di ketahui bagimana penampilan jegog mebarung, dapat dijelaskan sebagai berikut : Dua perangkat gambelan jegog atau tiga perangkat gambelan jegog ditaruh pada satu areal yang cukup untuk dua atau tiga perangkat gambelan jegog. Masing-masing Kru jegog ini membawa penabuh 20 orang. Pada saat mebarung masing-masing jegog mengawali dengan menampilkan tabuh yang namanya Tabuh Trungtungan yaitu suatu tabuh sebagai ungkapan rasa terima kasih dan hormat kepada para penonton dan penggemar seni jegog, dengan durasi waktu masing-masing 10 menit. Tabuh terungtungan ini adalah tabuh yang suaranya lembut dan kedegarannya sangat merdu karena melantunkan lagu-lagu dengan irama yang sangat mempesona sebagai inspirasi keindahan alam bali.




Setelah penampilan Tabuh Terungtungan baru dilanjutkan dengan atraksi jegog mebarung yaitu masing-masing penabuh memukul gambelan jegog secara bersamaan antara Kru jegog yang satu dengan kru jegog lawan mebarung. Penabuh memukul gambelan jegog (musik jegog) dengan sangat keras sehingga kedegarannya musik jegog tersebut sangat riuh dan sangat gaduh dan kadang-kadang para penonton sangat sulit membedakan suara lagu musik jegog yang satu dengan yang lainnya.

Karena saking kerasnya dipukul oleh penabuh, maka tidak jarang sampai gambelan jegognya pecah dan suaranya pesek (serak).

Tepuk tangan dari para penonton sangat rame begitu juga sepirit dari masing-masing Kru jegog sangat riuh saling ejek dan saling soraki, apalagi gambelan jegognya sampai pecah dipukul oleh penabuh, maka sepirit dari kru jegog lawannya menyoraki sangat riuh dan mengejek dengan melakukan tari-tarian sambil berteriak-teriak yang bisa kadang-kadang menimbulkan emosi bagi sipenabuh jegog.

Penentuan kalah dan menang jegog mebarung ini adalah para penonton karena jegog mebarung ini tidak ada tim juri khusus jadi tergantung penilaian para penonton saat itu yaitu apabila suara salah satu gambelan jegog kedegarannya oleh sipenonton lebih dominan dan teratur suara lagu-lagunya, maka jegog tersebut dinyatakan sebagai pemenang mebarung.

Sedangkan hadiahnya bagi sipemenang adalah berupa suatu kebanggaan saja bagi kru jegog tersebut, karena jegog mebarung adalah pertunjukan kesenian yang tujuannya untuk menghibur para penonton dan para penggemarnya. Jadi pertunjukan jegog mebarung adalah pertunjukan hiburan. Kesenian jegog ini sudah melanglang buana karena sudah sering melawat ke luar negeri dan telah menembus 3 bunoa seperti Eropa, Afrika dan Asia, sedangkan intensitas lawaran ke Jepang yang paling menonjol sejak tahun 1971 di kota Saporo, Pulau Hokaido oleh almarhum Nyoman Jayus hingga tahun 2003 di Kota Okayama.



Demikian adanya Kesenian jegog di Kabupaten Jembrana yang terus berkembang dan tidak pernah surut oleh perkembangan jaman dan apabila ingin menikmati keindahan kesenian musik jegog bisa ditampilkan setiap saat di Kabupaten Jembrana.
Share:

Seni Gong Kebyar Bali


Gamelan gong kebyar sebagai seni musik tradisional Bali dalam sejarahnya yang ditulis babad bali, gong kebyar diperkirakan muncul di Singaraja pada tahun 1915.

Desa yang sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi Tari Kebyar.
Ada juga informasi lain yang menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan (Buleleng). Perkembangan seni Gong Kebyar ini mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1925 dengan datangnya seorang penari Jauk yang bernama I Ketut Mario dari Tabanan yang menciptakan sebuah tari Kebyar Duduk atau Kebyar Trompong.

Perkembangan Gong Kebyar di Bali, seperti yang dikutip dalam catatan sukoco dalam blog http://etno06.wordpress.com terdapat tiga Gamelan kebyar yang berkembang di Bali yaitu :
  1. Gamelan kebyar yang bersumber dari Gong Gede, 
  2. Bersumber dari gamelan palegongan.
  3. Murni buatan baru. 
Yang pertama memiliki embat yang sesuai dengan embat gamelan gong gede yaitu agak rendah seperti yang banyak terdapat di Bali Utara. kelompok kedua menggunakan embat sama dengan embat gamelan palegongan (sumbernya) yaitu agak tinggi seperti yang sebagian besar terdapat di Bali bagian selatan, Gamelan-gamelan kebyar yang murni buatan baru sebagian besar ber-embat sedang seperti yang terdapat di berbagai daerah di Bali dan diluar Bali. Kenyataan ini menunjukan bahwa belum ada standarisasi embat untuk Gamelan kebyar di Bali.

Juga Dinamakan gong kebyar, menurut kutipan catatan blog ekadarmaputra dalam ISI Denpasar, Gong kebyar ditabuh untuk pertama kalinya menyebabkan terjadinya kekagetan yang luar biasa. Masyarakat menjadi tercengang dan ternak sapi yang sedang diikatkan di ladang dan di kandangnya terlepas dan lari tunggang langgang.

Disebutkan juga dalam catatan blog tersebut, gong kebyar merupakan tabuhan bersama dan serentak yang diikuti oleh hampir semua tungguhan pada perangkatnya kecuali tungguhan suling, kajar, rebab, kempul, bebende kemong, kajar dan terompong.

Bentuk kebyar merupakan salah satu bagian dari satu kesatuan gending yang letaknya bisa di depan, di tengah atau di bagian akhir. Jenis tabuhan kebyar ini sering digunakan pada iringan tarian maupun tabuh petegak (instrumental). Karena itu kebyar memiliki nuansa yang sangat dinamis, keras dengan satu harapan bahwa dengan kebyar tersebut mampu membangkitkan semangat.


Struktur Gong Kebyar




Gong Kebyar merupakan salah satu perangkat/barungan gambelan Bali yang terdiri dari lima nada ( panca nada ) dengan laras pelog, tetapi tiap-tiap instrument terdiri sepuluh bilah.

Gong Kebyar bagi masyarakat Bali sudah tidak asing lagi, karena hampir seluruh desa maupun banjar yang ada di Bali memiliki satu perangkat/ barungan Gong Kebyar.

Oleh karenanya gong kebyar menjadi satu barungan gambelan tergolong baru jika dibandingkan dengan jenis-jenis gambelan yang ada saat ini seperti misalnya, gambelan Gambang, Gong Gde, Slonding, Semara Pegulingan dan masih banyak yang lainnya.

Barungan gong kebyar terdiri dari :

  • Dua buah (tungguh) pengugal/giying
  • Empat buah (tungguh) pemade/gansa
  • Empat buah (tungguh) kantilan
  • Dua buah (tungguh) jublag
  • Dua buah (tungguh) Penyacah
  • Dua buah (tungguh) jegoggan
  • Satu buah (tungguh) reong/riyong
  • Satu buah (tungguh) terompong
  • Satu pasang gong lanang wadon
  • Satu buah kempur
  • Satu buah kemong gantung
  • Satu buah bebende
  • Satu buah kempli
  • Satu buah (pangkon) ceng-ceng ricik
  • Satu pasang kendang lanang wadon
  • Satu buah kajar
Di Bali ada dua macam bentuk perangkat dan gaya utama gambelan gong kebyar yaitu gambelan gong kebyar Bali Utara dan gambelan gong kebyar Bali Selatan. Kedua gambelan gong kebyar ini perbedaannya terletak pada :
  • Tungguhan gangsa, Bali Utara bentuk bilah penjain dan dipacek sedangkan Bali Selatan menggunakan bentuk bilah kalorusuk dan digantung.
  • Gambelan Bali Utara kedengarannya lebih besar dari suara gambelan Bali Selatan, meskipun dalam patutan yang sama.
Dalam perkembangannya gong kebyar munculah istilah gaya Bali Utara dan gaya Bali Selatan, meskipun batasan istilah ini juga masih belum jelas. Sebagai gambaran daerah atau kabupaten yang termasuk daerah Bali Utara hanyalah Kabupaten Buleleng.

Sedangkan Kabupaten Badung, Tabanan, dan lain mengambil gaya Bali Selatan. Disamping itu penggunaan tungguhan gong kebyar di masing-masing daerah sebelumnya memang selalu berbeda karena disesuaikan dengan kebutuhan maupun fungsinya.

Fungsi Gong Kebyar

Sebagaimana kita ketahui lewat literatur dan rekaman telah tampak bahwa Gong Kebyar itu telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi. Sebagai pembaharu maksudnya adalah lewat gong kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending-geding baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada.

Sedangkan sebagai pelanjut tradisi maksudnya adalah gong kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gambelan lainnya melalui transformasi dan adaptasi.

Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa gong kebyar memiliki fungsi untuk mengiringi tari kekebyaran. Namun sesuai dengan perkembangannya bahwa gong kebyar memiliki fungsi yang sangat banyak.

Hal ini dikarenakan gong kebyar memiliki keunikan yang tersendiri, sehingga ia mampu berfungsi untuk mengiringi berbagai bentuk tarian maupun gending-gending lelambatan, palegongan maupun jenis gending yang lainnya.

Disamping itu Gong Kebyar juga bisa dipergunakan sebagai salah satu penunjang pelaksanaan upacara agama seperti misalnya mengiringi tari sakral, maupun jenis tarian wali dan balih-balihan.

Karena gong kebyar memiliki multi fungsi maka gong kebyar menjadi sumber inspirasi karya baru. Dengan demikian Gong Kebyar telah berfungsi sebagai pembaharu dan pelanjut tradisi.

Sebagai pembaharu maksudnya adalah lewat Gong Kebyar para seniman kita telah berhasil menciptakan gending-gending baru yang lepas dari tradisi yang sudah ada.

Sedangkan sebagai pelanjut tradisi Gong Kebyar telah mampu mempertahankan eksistensi reporter gambelan lainnya melalui transformasi dan adaptasi. Misalnya dalam gending gong kebyar kita mengenai istilah gegambelan, gender wayang dan gong luang.

Juga disebutkan dengan menggunakan iringan gamelan gong kebyar, dalam sejarah drama klasik di Bali, maka drama tersebut berganti nama menjadi drama gong.dan sejak itulah banyak muncul sekaa-sekaa drama gong baru lainnya.
Share: